Langsung ke konten utama

Prospek Usaha Televisi Digital


Sebelumnya izikan saya yang masih belajar ini untuk menulis tentang Era Digital/Penyiaran Digital, jika ada tulisan saya yang salah dan tidak kongkret mohon masukan dan sarannya yang membangun. Saya mencoba menulis dengan cara saya dan dari sudut pandang saya. Selamat membaca dan semoga bermanfaat.
Digitalisasi merupakan program pemerintah khususnya Kementerian KOMINFO (Komunikasi dan Informasi) untuk merubah dari Era Analog menjadi Era digital. Era Digita?? Apa tuh Era Digital, sekarang ini mungkin lebih dikenal dengan Penyiaran Digital. Beberapa pakar atau beberapa stasiun TV mungkin sudah banyak yang sering menggunakan kan “TV Digital atau  penyiaran Digital”. Kali ini saya gak akan bahas penjelasan detail penyiaran Digital, kali ini akan bahas mengenai Prospek Usaha di Era Digital khusunya TV Digital.
Televisi Digital, salah satu manfaat dari migrasi dari Televisi Analog menuju televisi Digital salah satunya adalah Pemakaian Frekuensi Radio yang lebih efisien, akan lebih banyak konten yang tersalur melalui 1 (satu) kanal frekuensi sehingga akan menambah jumlah layanan siaran yang dapat dinikmati masyarakat. Binggung yah bahasanya agak ribet dicerna, simplenya begini dengan Televisi Digital banyak nambah tuh channel atau program di Televisi kita nantinya. Akan bertambahnya channel/frekuensi baru, nah berarti bakal ada peluang usaha untuk buat Televisi baru dong? Yups... bener banget, buat para investor yang punya dana untuk buat televisi baru bisa mengajukan proposal untuk pembuatan televisi baru.
Tapi kan buat televisi baru biayanya mahal? Bener. Perawatannya mahal? Bener. Biaya pengeluaran buat bayar ini, itu, yang gak sedikit? Lebih bener. Ok buat para investor yang mau terjun atau ikut andil meramaikan televisi digital kayanya saya punya sedikit masukan mungkin lebih tepatnya saran kali yah. Sampai saat tulisan ini saya posting mungkin belum ada kepastian berapa jumlah frekuensi yang akan bertambah, banyak orang yang bilang frekunsi akan bertambah 30-60. Berapa pun itu mungkin saya gak akan bahas mengenai banyaknya frekunesi yang akan dibuka, tapi apa peluang yang bakal bisa kita ambil buat buat usah di dunia penyiaran.
Anggap ada 30 tambahan frekuensi baru berati akan bertambah Televisi baru, beberapa televisi baru yang muncul gak mungkin kuat untuk membuat semua program acaranya sendirian kecuali televisi yang udah eksisting yah. Beberapa televisi mungkin hanya bisa memproduksi program siaran beberapa persen dari total siaran mereka, beberapa faktor yang bikin televisi-televisi baru belum bisa bikin program sendiri, masalah Budget yang tinggi, sumber daya manusia yang kurang memadai, efisiensi anggaran dan lain-lain.
Nah disini nih kita bisa ambil peluang yang ada, dengan buat PH (Produktion House). Mungkin banyak yang langsung bilang buat udah banyak PH di Jakarta? Iya bener emang sudah banyak PH yang ada diJakarta, tapi gak mungkin juga PH yang ada bisa memenuhi semua kebutuhan televisi-televisi baru. Biasanya televisi-televisi yang baru akan buat kerja sama dengan PH dengan sistem bag hasil misalnya 60 – 40 atau 40 – 60 tergantung kesepakatan masih –masih perusahaaan. Munculnya banyak televisi nantinya, akan membuat televisi menjadi segmentet ini yang akan mempermudah para PH untuk membuat acara sesuai dengan segmentetnya.
Modal yang dibutuhkan untuk membuat PH yang pasti gak lebih mahal dari pembuatan televisi baru, untuk nominal harga itu relatif yah tergantung masih-masih perusahaan. Tapi serius saya rasa peluang buka PH cukup potensial melihat rencana pemerintah yang serius menggarap program Migrasi dari televisi analog menjadi televisi Digital. Sampai beberapa tahun ke depan usaha PH mungkin akan membawa untung bagi investor. Untuk lebih detail bgmn pembutan PH? Prospek kedepan? Analisis SWOT dll kita bahas lain waktu yah. Sering-sering mampir ke blogspot saya yah. Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan saya. _Kusuma_Jaya_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Strategic Planning For Public Relations (Ronald D Smith)

Konsep Strategi Humas Strategi Humas memiliki arti rencana jangka panjang untuk menyusun berbagai rencana teknis dan langkah komunikasi yang akan diambil dalam kegiatan kehumasan dengan memperhatikan jumlah anggaran dan waktu kegiatannya. Strategi yang dilakukan oleh Humas pada dasarnya mengacu pada visi misi organisasi dan harus sejalan dengan strategi perusahaan, sehingga strategi yang dibuat harus berhubungan dengan perencanaan tersusun jangka panjang yang berhubungan dengan tujuan perusahaan. Dalam hal ini, strategi Humas harus mempertimbangkan cara-cara yang dapat mengintegrasikan semua aktivitas seluruh stakeholder nya. Untuk itu perlu memahami apa yang ingin diketahui oleh stakeholder yang berbeda-beda. Tahap-tahap yang digunakan untuk membuat strategi Humas menurut Ronald D Smith yang telah diterjemahkan adalah: [1] A. Fase Formative Research adalah riset formatif yang dilakukan sebelum memulai sebuah program. Riset program dilakukan untuk mendapatkan informasi ta...